Bismillahirrahmanirrahiim....
.
Penutup
Seseorang akan menjadi buta hati, mata dan telinganya manakala tidak lagi peka dan sensitif terhadap lingkunganya. Pada saat itulah analisisnya tumputl. Ia tak lagi dapat membaca fenomena sosial serta tidak mampu memperlihatkan eksistensinya sebagai khalifah di muka bumi. Maka, cepat atau lambat akan menurunkan derajat kemnausiaannya menjadi sejajar dengan binatang, malah lebih hina dari itu. (QS. al-A'raf : 179).
Seorang muslim yang peka terhadap lingkungannya akan terisak meneteskan air mata dikala malam telah meninggalkannya. tetapi, ketika fajar menyingsing, ia tampil sebagai khalifah yang mencurahkan segenap kekuatannya demi menjaga keseimbangan dan kelestarian alam yang menjadi sarana penunjang ketaatannya kepada sang Khalik.
Menjadi muslim adalah proses pengacaan diri secara tulus kepada penderitaan umat yang menjadi korban keserakahan manusia. Sungguh, kita merindukan manusia-manusia muslim yang senantiasa mengemban amanah Allah dengan memaksimalkan potensi yang dimilikinya dalam rangka mewujudkan kesehatan lingkungan sesuai dengan tata nilai yang terkandung dalam al-Quran.
Wallahu a'lam...
Demikian, tulisan yang tertuang dari part 1 hingga akhir ini adalah sebuah tulisan saya ketika zaman kuliah semester 5 sekitar tahun 2004. Tulisan ini telah dibukukan dalam Buku Kumpulan Tulisan Terpilih Peserta Musabaqah Meenulis Kandungan Al-Quran (M2KQ) pada MTQ ke- 27 Tingkat Jawa Barat. saat itu Drs. H. Danny Setiawan, M.Si. yang menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat.
Pada MTQ yang diselenggarakan di Kota Bogor tersebut, saya dan rekan seperjuangan Anen Sutianto mewakili kafilah Kabupaten Karawang, lucu juga...padahal baik saya maupun Anen sam-sama bukan putra daerah Karawang. Saya berasal dari Subang sedangkan Anen berasal dari Bekasi. Loh kok bisa mewakili Kabupaten Karawang? Ya...begitulah...dan ternyata bukan kami saja yang demikian, teman-teman seperjuangan kami pun hampir 80% tidak mewakili kabupaten asal mereka.
Saat itu kami belum faham benar mengapa demikian? yang jelas, kami hanya mengikuti arahan tim official yang menempatkan kami. Padahal, jika ditelaah saat ini, sebenarnya hal demikian terjadi karena ketidak tahuan atau lebih tepatnya official dari kafilah tiap kabupaten yang tidak mengetahui potensi putra daerahnya masing-masing.
Maka, sebuah harapan untuk tahun-tahun berikutnya, semoga tim official tiap kafilah dapat melihat dan mengenal potensi-potensi generasi muda daerahnya agar daerah mereka benar-benar maju oleh putra daerahnya.
#KelasLiterasiIbuProfesional
#KLIPFebuari2021