Saturday, October 20, 2018

MelatihKemandirian#Level2#Day10

Bismillahirrahmanirrahim.
.
Gosok...gosok...


Latihan kemandirian kali ini saya mengenalkan jagoan shaleh pada menyetrika pakaian. Ya, ini kali pertama saya mengenalkannya dengan praktek walau sebelumnya tidak jarang kami berdiskusi betapa pentingnya bisa menyetrika pakaian sendiri agar kelak di pesantren ia sudah terbiasa dengan kerapihan.
"masa udah Soleh, ganteng tapi bangkunya kusut..kan nggak banget" selorohku ketika kami ngobrol tentang kehidupan di pesantren yang akan ia jalani kelak.
.
Fabiayyi Alairobbikuma Tuladziban

#HariKe10
#Tantangan10Hari
#GameLevel2
#KuliahBundaSayang
#MelatihKemandirian
#InstitutIbuProfesional


MelatihKemandirian#Level2#Day9

Bismillahirrahmanirrahim...
.
His Responsibilities


Hari ini agak sedikit ada drama yang terjadi, mungkin karena jagoan shaleh terlalu lelah setelah menjalani aktifitas yang lebih padat dari biasanya dan itu terkait acara Family Gathering yang akan diadakan Minggu depan maka selepas Maghrib jagoan Sholeh baru sampai di rumah. Sholat Maghrib pun ia kerjakan di sekolah. Setelah bersih-bersih diri, makan malam dan rebahan...Fajri ketiduran.
.
Jam 21.00 saya bangunkan sebab jagoan Sholeh belum sholat isya, setelah itu saya ingatkan kewajibannya, jagoan sholehShole merengek karena ingin cepat memeluk bantal kembali namun dengan teknik peluk cium dan komprod yang emak emak lakukan Alhamdulillah drama itu terlampaui😅
.
Fabiayyi Alairobbikuma Tuladziban

#HariKe9
#Tantangan10Hari
#GameLevel2
#KuliahBundaSayang
#MelatihKemandirian
#InstitutIbuProfesional

MelatihKemandirian#Level2#Day8

Bismillahirrahmanirrahim..
.
Throw The Home's Rubbish
.
Alhamdulillah Latihan kemandirian membuang Sampah sebagai kewajiban harian jagoan Sholeh Well Done😘👍
.
Fabiayyi Aalaairobbikumaa Tukadziban


#HariKe8
#Tantangan10Hari
#GameLevel2
#KuliahBundaSayang
#MelatihKemandirian
#InstitutIbuProfesional

LatihanKemandirian#Level2#Day7

Bismillahirrahmanirrahim...
.
Membuang Sampah



Latihan kemandirian mulai hari ke 7 ini saya fokuskan pada jagoan shaleh sebab Alhamdulillah point penting latihan kemandirian untuk diri sendiri pada lingkungan baru telah selesai.
.
Actually, diusia Fajri yang ke 11 buang sampah merupakan kemandirian yang harus dilatih pada usia sebelumnya, namun penekanan saya lebih kepada pembiasaan pada lingkungan barunya kini, apalagi papahnya LDR maka saya dan papahnya selalu "sounding" Fajri untuk membiasakan meringankan pekerjaan mamahnya sekalipun itu terkesan pekerjaan sepele atau identik dengan pekerjaan perempuan.
.
Hari ini dan 3 hari kedepan saya akan membiasakan Fajri untuk membuang Sampah rumah ke tempat sampah penampungan yang ada di depan rumah. Biasanya truk pengangkut sampah mengambil sampah-sampah di komplek kami 1 Minggu sekali.
.
Dan langkah pertama dimulai dengan membuangnya tanpa saya perintah alias kesadaran dirinya akan kewajibannya. Sesuai dengan kesepakatan kami bahwa jagoan shaleh siap membuang Sampah di rumah kami pada jam 8 malam atau beberapa saat sebelum beranjak tidur, setelah selesai belajar.
.
Ok boy...do it best😘

#HariKe7
#LatihanKemandirian
#Level2
#InstitutIbuPtofesional

Tuesday, October 9, 2018

MelatihKemandirian#Level2#Day6

Bismillahirrahmanirrahiim...
.
Nikmat Air Berlimpah
.
Sesuatu yang kecil namun sangat berarti, itulah kadang yang sering luput disyukuri manusia. Ya, nikmat air yang berlimpah ditengah musim kemarau merupakan kenikmatan yang patut disyukuri.
.
Dalam rangka melatih kemandirian, siang tadi saya mencoba mengambil alih tugas pak suami dalam hal membayar PDAM tiap bulan. Sebenarnya pak suami menyarankan membayar secara online seperti yang biasa beliau laukan, "lebih praktis, ma", begitu pak suami bilang. Tapi beliau juga mengajarkanku cara membayar secara manual alias membayar di outlet-outlet yang menerima pembayaran PDAM sebagai opsi pilihan.
.
Kebetulan hari ini aku harus mengantarkan paket pesanan bros dari salah satu customer yang meminta dikirim melalui ekspedisi Pos. Terfikir kenapa tidak sekalian membayar PDAM saja ya....dengan hati agak kikuk aku mencoba mengutarakan maksudku kepada petugas Pos setelah urusan pengiriman paket selesai. Beliau meminta nomor meter air, lalu kuperlihatkan foto struk pembayaran terakhir yang pak suami kirimkan. "Jadi tiga puluh lima ribu rupiah, bu", ucap petugas Pos. Agak terkejut juga aku mendengarnya, "Tiga puluh lima ribu, bu?", tanyaku pada petugas sekedar meyakinkan jika pendengaranku tak bermasalah. "Benar, bu", petugas Pos menjawab. Setelah selesai transaksi dan mendapatkan struk, aku duduk untuk melihat detil tulisan yang tertera dalam struk. "Murah banget ya", gumamku dalam hati.
.
Sebelum beranjak pulang ke sekolah tempatku mengajar, kukirimkan pesan whatsapp ke pak suami. "pah, murah banget ya cuma 35.000?". Tak lama kemudian pak suami membalas, "iya mnya ajaa itu cuma abodemennya aja". "Maksud papah gimana?", tanyaku belum mengerti. "Iya, jadi pemakaian air yang biasa mamah gunakan setiap bulannya itu masih dibawah jumlah kubik maksimal", jelas pak suami.
.
Maasya Allah...subahanallah walhamdulillah...aku cukup takjub juga. Ya memang bila dilihat jumlah anggota keluarga yang menggunakan air setiap harinya hanya aku dan jagoan sholehku saja. Pagi jam 06.30 kami sudah meninggalkan rumah dan kembali pukul 17.30 maka otomatis pemakaian air yang kami gunakan sangat minim kecuali hari sabtu dan minggu yang kugunakan untuk mencuci pakaian, perabitan rumah tangga, menyiram halaman, mencuci kendaraan dan lain-lainnya yang menggunakan air lebih dari hari-hari biasanya. Tapi setelah ditotal masih kurang dari pemakaian maksimal yang ditentukan.
.
Sebenarnya yang kuigaris bawahi dari peristiwa ini adalah betapa kami harus terus menambah kesyukuran, terutama dalam musim kemarau seperti sekarang ini, kami tak pernah kekurangan air, kami merasa air selalu ada setiap kami akan menggunakannya dan betapa uang tiga puluh lima ribu rupiah masih lebih murah dari nominal yang dibutuhkan untuk membeli kuota hp hehehe...
.
Fabiayyi Alaairobbikuma Tukadzibaan...



#HariKe6
#Tantangan10Hari
#GameLevel2
#KuliahBundaSayang
#MelatihKemandirian
#InstitutIbuProfesional

Monday, October 8, 2018

MelatihKemandirian#Level2#Day5

Bismillahirrahmanirrahiim...
.
Bersiap Mengisi Galon Kosong



Lampu tanda peringatan dispenser dirumah kami  telah menyala, itu tandanya isi galon telah menipis. Artinya, maksimal 2 hari kedepan aku sudah harus membeli air isi ulang galon baru. Biasanya, aku tinggal menelepon pak suami, kemudian pak suamilah yang menghubungi tukang galon yang biasa melayani delivery. Walau sebenarnya aku tak tahu dimana tepatnya toko tersebut. Yang kutahu, tukang galon datang mengantarkan atas perintah suamiku
.
Namun kali ini, dalam rangka melatih kemndirianku, sore sepulang dari sekolah kuberanikan diri menanyakan  tukang galon terdekat yang bisa delivery pada tetangga terdekatku. Ia memberikan nomor teleponnya. Sebenarnya tak jauh dari rumahku ada toko gas yang biasa aku beli, disitu juga ada beberapa galon asli dengan berbagai ukuran dan merk, tapi tetanggaku bilang mereka tak menerima delivery, entah sebab terlalu repot karena terbatasnya karyawan atau entah ada alasan lainnya.
.
Beruntungnya aku pernah hidup bersama mertua yang sayang sekali padaku dan anakku. 12 tahun bukan waktu yang sebentar untuk belajar banyak tentang ilmu kerumah tanggaan dari beliau. Kendatipun beliau bukanlah wanita karir, bukan pula seorang sarjana lulusan perguruan tinggi terkenal manapun. Beliau hanyalah lulusan Sekolah Dasar, namun ilmu kerumahtanggaan beliau tentu tak bisa dianggap remeh. Berkaitan dengan air, salah satu ilmu yang aku petik dari beliau adalah membedakan antara air galon yang diminum dan air galon untuk memasak. Ya, di daerahku hampir seluruh rumah sudah menggunakan air PDAM. Yang pastinya semua orang juga sudah mengetahui jika air PDAM tentu mengandung banyak kaporit dan itu rasanya tidak baik jika sampai di perut untuk dikonsumsi. Air sumur di daerah kami juga mengandung kadar kapur yang tinggi sehingga kurang ramah di lidah jika harus dikonsumsi.


Memang...konsekwensinya tentu kami harus merogoh saku lebih dalam untuk hal ini. Namun bagi kami, lebih baik mencegah daripada mengobati, bukan? Apalagi sepertinya hal ini tak terlalu merogoh dalam saku uang belanjaku, secara aku kan hanya berdua dengan jagoan sholehku.
.
Maka sejak kepindahanku ke rumah ini, aku praktekkan ilmu "turunan" dari mertuaku ini, yakni menggunakan 2 galon. Untuk minum sehari-hari aku menggunakan galon asli, sedangkan untuk memasak aku menggunakan galon isi ulang. Untuk galon minum aku hanya butuh mendorong saja menuju dispenser, sedangkan galon untuk memasang agak membutuhkan tenaga yang ekstra juga karena harus kutuangkan dulu pada botol sebelum aku gunakan agar tidak setiap waktu aku menghabiskan energi untuk mengangkat galon yang beratnya tentu setara dengan berat badanku ya...hahaha...
.
Oya kembali pada latihan kemandirianku soal air, dua hari kedepan akan kucoba untuk menangani sendirisoal "pergalonan" ini. Selanjutnya aku tinggal melaporkan pada "nahkoda keluargaku". Bismillah....
.
Fabiayyi Alairobbikuma Tukadziban...

#HariKe5
#Tantangan10Hari
#GameLevel2
#KuliahBundaSayang
#MelatihKemandirian
#InstitutIbuProfesional

Sunday, October 7, 2018

MelatihKemandirian#Level2#Day4

Bismillahirrahmaanirrahiim...


Solusi Engsel Pintu
.
Minggu ini pak suami tidak pulang, selain banyak yang harus beliau selesaikan, memang minggu ini bukan jadwal beliau pulang. Ya, kami sepakat dengan jadwal kepulangannya dua minggu sekali, kecuali jika ada hal yang mengharuskan beliau pulang diluar jadwal yang disepakati atau jika memang pekerjaan beliau sedang agak santai.
.
Beberapa hari kebelakang engsel pintu di kontakanku agak macet hal ini mungkin disebabkan oleh rapuhnya tembok disekitar kusen pintunya. Atau mungkin juga pengaruh cuaca panas yang membuat kusen di kontrakanku agak melebar sehingga berimbas pada sulitnya pintu tertutup rapat.
.
Hal ini sudah kuutarakan pada pak suami, beliau menyarankan agar aku mengubungi pemilik kontrakan, sepertinya hal ini masih tanggung jawab mereka sebab kami baru beberapa bulan saja menginjakan kaki di rumah ini. Maka tadi pagi selepas lari pagi kusempatkan mampir ke rumah pemilik kontrakan yang jaraknya tidak jauh dari rumah yang kutempati. Ibu Eka, begitu panggilan kami pada beliau, berjanji akan melanjutkan laporanku pada suaminya agar segera mengecek keadaan di rumah kami. Namun sampai maghrib datang, mereka belum juga memperlihatkan batang hidungnya, sementara aku agak cemas juga jika malam ini pintu sulit dirapatkan, bagaimana jadinya nanti malam? Tapi ah...aku teringat, aku nggak boleh panik, aku punya Allah...aku harus putar otak untuk cari solusi sementara sebelum kuadukan pada pak suami. Aku kan lagi berlatih kemandirian...cie..cie..
.
Bada maghrib kuterima pesan lewat whattsapp dari ibu Eka yang mengatakan permohonan maafnya karena belum empat mampir ke rumah kami, seharian mereka menghadiri berbagai acara dan undangan yang tentu sudah dijadwalkan sebelumnya, aku memakluminya.
.
"Hmm...bagaimana dengan pintunya ya?", aku berfikir mencari solusi. Ah kucoba mengaitkan karet gelang pada engsel pintu agar engsel pengait dari daun pintu ke kusen menjorok kedalam sehingga aku tinggal menguncinya tanpa harus memfungsikan engsel untuk sementara. Dan agar daun pintu bisa tertutup rapat kucoba bekerjasama dengan jagoan sholehku. Aku yang mendorong kusen sekuat tenaga agar melebar, sementara jagoan sholehku merapatkan pintu lalu menguncinya. Daaan...dengan nafas ngos-ngosan, Alhamdulillah Done!! aha...betapa gembiranya kami hingga kami tertawa bersama sambil mempertemukan telapak tangan kanan masing-masing..Tosss!!
.
Legaaaaa....rasanya...ada kebanggaan tersendiri yang menelusup kedalam hati. Ya, aku bangga ternyata aku tak sepanik sebelumnya, aku bangga bisa menemukan solusi dengan mengandalkan Allah dan keyakinanku, aku bangga pada diri hingga aku dapat melaporkan masalahku beserta solusinya pada imam keluargaku dan aku bangga ada jagoan buah hatiku yang beranjak mampu kuandalkan...
.
Ah...Fabiayyi Alai Robbikumaa Tukadzibaan...



#HariKe4
#Tantangan10Hari
#GameLevel2
#KuliahBundaSayang
#MelatihKemandirian
#InstitutIbuProfesional

Saturday, October 6, 2018

MelatihKemandirian#Level2#Day3

Bismillahirrahmanirrahiim...

Mengisi Pulsa Listrik

Sebenarnya alarm tanda pulsa listrik habis itu sudah dari kemarin hanya aja aku mencoba mengendalikan kepanikan diri dulu, walau sulit tapi aku harus bisa!!
.
Di sekolah, aku bertanya pada teman-teman yang listrik di rumahnya menggunakan  pulsa pra-bayar. Mereka bilang kalau alarm tersebut hanya sebagai peringatan saja dan biasanya masih bisa bertahan 2 sampai 3 hari kedepan. Baiklah....aku masih punya waktu untuk bertanya tentang cara mengisi pulsa ke pak suami dalam keadaan tenang.
.
Jam makan siang, aku telepon pak suami dan menanyakan cara mengisi pulsa listrik. Beliau bilang listrik di kontrakan kami harus menggunakan kode yang diminta ke PLN karena ada satu dan lain hal yang berkaitan dengan bagian isntalasi...entahlah aku tak begitu faham, "pokoknya harus menggunakan kode", begitu kata pak suami.
.
Maka langkah pertama yang kulakukan adalah menelepon PLN untuk minta kode. Setelah mendapatkan kode aku membeli token pulsa melalui e-banking dari hanphoneku. Setelah kudapatkan semuanya, sore hari sepulang dari sekolah, kucoba mempraktekan langkah-langkah yang telah pak suami berikan.
.
Sementara jagoan sholeh bertugas sebagai pemegang kursi yang kugunakan untuk menggapai saklar listrik. Dengan penuh kekhawatiran. Terdengar Fajri berkali-kali bertanya, "udah berhasil nggak, ma?"
.
Kuarahkan saklar pada posisi off, lalu masukan kode PLN, tekan enter, kemudian masukan nomor token pulsa yang telah ada, dan terakhir tekan enter. Kemudian kembalikan saklar pada posisi on. Eng-ing-eng....!!! Alhamdulillah...done!! berhentilah alarm yang selalu membuat aku panik takut listrik mati di tengah malam...aku dan jagoanku girang bukan kepalang...
.
Tidak seperti biasanya, kali ini pak suami menelepon sebelum aku menyelesaikan tilawahku ba'da maghrib. Owalah...ternyata pak suami yang merasa was-was, beliau khawatir aku belum bisa berhasil mengisi token pulsa. Ah...paniknya gantian ya pak suami hahaha....
.
Fabiayyi Alaairobbikumaa Tukadzibaan...



#HariKe3
#Tantangan10Hari
#GameLevel2
#KuliahBundaSayang
#MelatihKemandirian
#InstitutIbuProfesional

Friday, October 5, 2018

MelatihKemandirian#Level2#Day2

Bismillahirrahmanirrahiim..

Pasang Gas



Begitu saya berniat untuk melatih kemandirian diri sendiri...Qodarullah...Allah kasih hari ini gas habis !!! antara pengen ketawa, bersyukur plus panik juga...pasalnya kala itu jam sudah menunjukan pukul 17.30
.
Untuk beberapa menit kepanikan itu mulai bisa saya atasi dengan tarik nafas dalam-dalam lalu dikeluarkan hingga tiga kali dan terhempaskan!!! lalu beberapa menit kemudian walau dengan susah payah saya coba melepas selang gas...saya tidak mau menyerah!! daaaan...alhamdulillah...done!
.
Segera kulangkahkan kaki menuju warung terdekat...alhamdulillah gas masih tersedia. Kulangkahkan kaki agak tergesa karena hari sudah mulai gelap. Lalu kucoba mengingat arahan pak suami tempo hari cara memasang selang ke tabung gas. Sebenarnya pak suami sudah membelikan alat pemasangan gas termudah dan konon kata pak suami ter-update hahah...sepertinya pak su sudah menduga jika beliau siapkan selang biasa bisa-bisa aku nangis bombay karena taku kompor "bledug" ahayyy...emak-emak banget!!
.
Setelah mencari posisi paling tepat untuk memasang regulator ke tabung gas dan dirasa posisi itu sudah tepat pas ditengah...kuputar regulator seperti instruksi pak suami tempo hari.."cukup sampai tiga putaran saja, bun"...."lalu seteah berbunyi sebanyak tiga kali suara kreeet...kreeet...kreeet...selesai deh"
.
Karena belum yakin,  kudekatkan telinga sedekat mungkin pada tabung...hmmm...sepertinya memang sudah aman karena tidak ada seperti suara angin yang keluar....lalu dengan segenap keberanian yang terkumpul kucoba menyalakan kompor (pasti ketebak kan ya posisiku saat itu...dengan tangan terulur sepanjang mungkin dan posisi badan siap lari tunggang langgang jika terjadi sesuatu, dan dengan kedua mata hanya terpicing sedikit) ...hahahaha...
.
Jussss.....nyala!!! alhamdulillah...well done!!! gak kebayang kan what a happy I was!!!....hahaha...lebayyy...
.
Bada maghrib tak sabar ingin kusampaikan eksperimen pertamaku ini pada pak suami tercinta lewat videocall, dan beliau tertawa gembira sepertinya karena kulihat kekehannya menyisakan air mata diujung matanya..bukan...bukan karena beliau sedih...melainkan geli!! saking enaknya tertawa..."Alhamdulillah, buda hebat!!!" itu kata terakhir yang beliau ucapkan sebelum telepon berpindah tangan karena giliran jagoan sholeh yang tak sabar ingin segera mengabarkan kemenangan club futsalnya di sekolah...

Ah...Fabiayyi Alaairobbikuma Tukadziban...

#HariKe2
#Tantangan10Hari
#GameLevel2
#KuliahBundaSayang
#MelatihKemandirian
#InstitutIbuProfesional



Thursday, October 4, 2018

MelatihKemandirian#Level2#Day1

Bismillahirrahmanirrahiim..
.
Memasuki game level 2 kali ini saya akan melatih kemandirian pada diri sendiri terlebih dahulu untuk satu minggu pertama. Karena saya rasa ada beberapa hal yang saya masih wara-wiri menelepon suami jika saya menemukan kendala yang sebenarnya bisa saya atasi sendiri tanpa menambah kerepotannya menghadapi tugas pekerjaannya. Ya, saya orangnya panikan!!! Suara tanda pulsa listrik habis saja saya sudah langsung menelepon suami kapanpun itu tanpa tahu waktu!! Ya Allah...
.
Sebenarnya beberapa hari sebelum launching game level 2 ini saya merasa galaw juga, apakah jagoan sholeh yang akan menjadi objek dalam tantangan kali ini ataukah diri saya sendiri. Di kelas Bunsay dulu tepatnya tanggal 30 November 2017 saya bertpartner denga jagoan sholeh namun kali ini, mengingat baru empat bulan ini saya LDR bersama suami tercinta yang tentu saja saya memerlukan latihan adaptasi dan kemandirian. Apalagi dalam 12 tahun usia pernikahan kami, ini kali pertama saya lepas selepas-lepasnya mandiri.
.
Dari awal menikah, memiliki putra hingga kini jagoan kami genap berusia 11 tahun, ini kali pertama saya hidup tanpa mertua. Ya, genap 12 tahun saya hidup seatap dengan mertua. Justru karena mertua saya terlampau baik, saya benar-benar menjadi "ratu" di rumah mertua indah. Betapa tidak? saya benar-benar tidak tahu menahu soal memasang gas, mengangkat galon, seberapa banyak air yang diperlukan untuk hanya satu cup pop ice beras ketika menanak nasi di magic com, kemana harus membeli galon, berapa harga beras per liter dan banyak hal lagi, semuanya mertua dan suami siaga yang menghandle!!
.
Maka ketika suami dialih tugaskan keluar kota yang berlawanan arah dengan lokasi sekolah jagoan sholeh, tengah-tengahlah kesepakatan yang kami ambil dengan konsekwensi pindah rumah dari rumah mertua ke kontrakan untuk sementara. Yess...My life is begin!!
.
Kesepakatan kami, biarlah saya yang mengalah untuk jarak tempuh ke sekolah tempatku mengajar daripada anak semata wayangku yang harus pindah sekolah karena itu akan memerlukan adaptasi yang tidak sebentar. Mengingat ia kini sudah kelas 5 dan hanya tinggal 1,5 tahun lagi berada di sekolahnya.
.
Maka kehidupan rumah tangga yang sebenar-benarnya kini kumulai walau terasa sedih juga karena melaluinya tidak setiap hari bersama suami. Setelah melalui diskusi yang alot bersama suami tercinta, maka kemandirian yang ingin saya latihkan pada diri sendiri di minggu pertama ini insya allah, yakni :

  • Membeli dan memasang tabung gas sendiri tanpa bantuan suami atau orang lain
  • Membeli dan memasang galon sendiri tanpa bantuan suami atau orang lain
  • Membetulkan perabot rumah tangga yang masih bisa dihendle sendiri tanpa merepotkan orang lain
  • Membeli dan mengisi token pulsa listrik pra-Bayar dilakukan sendiri
  • Membayar PDAM tanpa merepotkan suami (walaupun tetep ya uangnya pasti dari suami dong hahaha)
  • Membayar uang sampah dan keamanan
  • Mencari solusi untuk hal-hal tak terduga sebelum mengadukan pada suami
Dan untuk itu semua diawali dengan Bismillahirrahmanirrahiiim...saya bisa!! saya harus bisa!!! saya pasti bisa!!! Allahu Akbar!!!


#HariKe1
#Tantangan10Hari
#GameLevel2
#KuliahBundaSayang
#MelatihKemandirian
#InstitutIbuProfesional