Monday, February 12, 2018

I hear you voice, mom# Day6

Bismillahirrahmanirrahiim....


Sejak hari Jumat minggu kemarin, wali kelas Fajri sudah mengingatkan dalam buku mutabaa'ah harian Fajri tentang ulangan harian PKn yang akan dilaksakan pada hari Rabu, 14022018 lusa. Maka mulai malam ini jagoan shalih saya ajak untuk mereview kembali materi yang akan diulangkankan. Namun seperti hari-hari sebelumnya, Fajri selalu senang mendengarkan saya yang membacakan point-point penting / rangkuman dari materi yang akan diulangankan.
.
Awalnya, sebelum saya tahu tentang macam-macam gaya belajar anak, saya dan suami tak jarang menasihati Fajri untuk membaca buku pelajarannya sendiri dngan maksud agar dia benar-benar bsa mengingat dan memahami dengan cara melihat tulisan dalam bukunya. Namun ternyata hal tersebut sering memicu pertengkaran diantara kami, Fajri yang ngotot ingin saya yang membacakan, pak suami ngotot agar Fajri sendiri yang membacanya. Pasalnya, saya dan pak suami menilai jika belajar dengan cara mendengarkan saja terlihat ogah-ogahan dan cepat lupa. Alhasil, jagoan shalih belajar sambil meraung-raung nggak karuan.
.
Setelah saya mendapatkan materi tentang gaya belajar anak di kelas bunsay ini, saya lebih terpacu untuk browsing membaca artikel-artikel tambahan terkait dengan gaya belajar ini. Kemudian saya transfer ilmu tersebut kepada pak suami manakala kami sedang berbincang santai membicarakan perkembangan Fajri. Kesimpulan sementara (hasil pengamatan kami saja, belum ditambah hasil pengamatan wali kelasnya di sekolah dan hasil finger print yang ingin sekali kami lakukan untuk Fajri), gaya belajar Fajri yakni Aditory. Fajri lebih suka mendengarkan saya yang membacakan dan amazing nya, sekalipun terlihat sambil ogah-ogahan, Fajri dapat mengulang kembali materi-materi inti manakala saya bertanya mengetes hasil pendengarannya dengan mata fokus tertuju ke saya. Alhamdulillah, berkat ilmu ini, kami tidak lagi dibuat stress dengan gaya belajar Fajri.

#HariKe6
#Tantangan10Hari
#GameLevel4
#KelasBunsayIIP
#GayaBelajarAnak

Saturday, February 10, 2018

Membuat Cerita Bergambar#Day5

Bismillahirrahmaanirrahiim...


Beberapa hari belakangan ini saya menemukan beberapa carik kertas di dalam tas Fajri. Semacam cerita bergambar yang ia buat sendiri secara berepisode. Dan hampir semua dialog yang dia buat adalah ucapan pemain film yang pernah dia tonton atau dari kisah-kisah baik berupa video ataupun buku bacaan.
.
Ya...Fajri suka sekali menonton film, membaca komik, cerita, dan buku-buku yang bernuansa kisah, baik itu kisah nyata ataupun imajinasi. Tak jarang dia terlihat enjoy menonton sinetron bila lalai dari pengawasan atau tanpa sengaja setelah film kartun vaforitnya di suatu statsiun TV dilanjutkan dengan sinetron. Nyatanya ketika saya  'ngeh' (saya berhenti dari keriweuhan melayani konsumen jasa ketik&rental) saya mendekatinya dan dia menyadari jika sinetron adalah salah satu tontonan "yang dilarang" ayah&ibunya. Lalu dia nyengir kuda dan meng-off kan TV.



Sebenarnya setelah saya amati, adegan atau dialog para pemainnya bukan untuk ditiru dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari, karena alhamdulillah Fajri sudah mampu membedakan ucapan dan perilaku yang layak atau tidak layak untuk ditiru. Namun tetap saja, kami sebagai orang tua merasa was-was dan khwatir adegan dan dialog yang dia lihat di sinetron akan ia tiru terutama yang jeleknya. bukankan meniru yang dilarang itu lebih mudah?
.
Selain memang dalam sinetron yang bertebaran di statsion-statsion TV  di Indonesia bayak alur cerita dan adegan yang tidak mendidik, sinetron juga memberi dampak besar pada diri Fajri terutama dalam kemampuannya menangkap informasi secara visual baik yang positif maupun negatif.
.
Dan saya pernah "kecolongan" untuk satu tontonan yang jika dilihat dari judulnya sih edukatif "Rejeki Anak Shalih", tapi setelah 5 episode berlalu..lho...lho...ceritanya kok ngawur ya...jadi cerita berbau mistis!! Alhasil beberapa cerita bergambar yang Fajri buat berbau mistis padahal cerita mistis itu hanya ditonton setengah dari dua episode yang melenceng..duh...saya benar-benar harus tegas!! Walau saya dinilai berlebihan alias lebay,saya tak peduli..saya hanya khawatir soal aqidah Fajri.
.
Visual, Auditori, Meniru sangat dominan dalam diri Fajri.

#HariKe5
#Tantangan10Hari
#GameLevel4
#KuliahBunSayIIP
#GayaBelajarAnak
.

Thursday, February 8, 2018

Bilal bin Rabbah#Day4

Bismillahirrahmanirrahiim....


Berawal dari kebiasaan Fajri sejak kecil saya kasih dongeng sebelum tidur, Nama Bilal Bin Rabbah, salah seorang sahabat nabi yang bersuara emas, sudah tidak asing lagi bagi Fajri. Walau saat itu usianya baru menginjak 4 tahun, belum tbanyak referensi tentang kesetiaan seorang Bilal kepada Nabi. Seiring berjalannya waktu sepertinya Fajri semakin kagum akan sosok Bilal.
.
Bukan sebuah kebetulan, karena sejatinya segala sesuatu yang terjadi di dunia ini telah diatur dan tertulis di Lauhul Mahfudz, ketika kelas 4 sekolahnya menamakan kelas 4 dengan 2 nama sahabat nabi yakni Bilal bin Rabbah dan Thalhah bin Ubaidillah. Qodarullah... Fajri ditempatkan di kelas yang bernama Bilal bin Rabbah. Maka semakin mendalamlah kekagumannya akan sosok Bilal.
.
Pernah suatu hari Fajri meminjam Hp saya dan minta izin untuk buka you tube mendengarkan adzan bilal. Semenjak itu Fajri terus mencoba dan mencoba adzan Bilal. Bila waktu shalat tiba, Fajri cepat-cepat Fajri wudhu dan pergi ke masjid yang tak jauh dari rumah kami.
.
Hingga ketika untuk pertama kalinya Fajri mengumandangkan adzan menyerupai adzan Bilal (walau masih campur dengan versinya) saya sampai meneteskan air mata haru (haha...bunda lebay ya..😄
.
Suatu hari pak suami bertanya, "Apa yang aa kagumi dari Bilal bin Rabbah?"
"Bilal itu ya pah, suaranya merdu banget, dia juga orang pertama yang mengumandangkan adzan loh...selain itu Bilal juga termasuk sahabat nabi yang setia banget sama nabi".
"Oya?", ayahnya bertanya lagi.
"iya pah...", jawabnya antusias.
"Tapi Bilal kan item banget?", ayahnya bertanya menguji keistiqomahan jawaban Fajri.
"Iya sih, tapi sebenernya Bilal tuh tadinya nggak item banget".
"Oya?", kini giliran saya yang bertanya meyakinkannya.
"Iya mah...Bilal tuh jadi item gara-gara dia disiksa di padang pasir dibawah terik matahari sambil ditindih batu besar pah", Fajri bercerita meyakinkan kami.
"Aa bisa tau dari mana?", tanya saya
"Dari kisah yang diceritakan Pak Ade waktu pelajaran PAI hari Jumat dan video yang ditonton bareng-bareng di kelas bun waktu Liqo hari Sabtunya mah...".
.
Nyess...alhamdulillah ya Allah...Fabiayyi alai Robbikuma Tukadziban...
.
Jika ditelaah dari dialog kami tadi malam, Gaya belajar Fajri yaitu Visual, Auditory dan Meniru ya...

#HariKe4
#Tantangan10Hari
#GameLevel4
#KelasBunSayIIP
#GayaBelajarAnak

Wednesday, February 7, 2018

Hear my Story, Please#Day3

Bismillahirrahmanirrahiim...


Malam tadi ba'da isya jagoan shalih dengan antusias menceritakan kembali kisah yang diceritakan guru Ummi nya di sekolah.
.
Jadi gini mah, alkisah ada seorang raja yang sedang sakit parah, dia merasa jika umurnya tak lagi panjang. Raja tersebut merasa takut kalau nanti harus sendirian di kuburan, akhirnya dia membuka sayembara kepada rakyatnya. Barangsiapa yang bisa menemani raja di kuburan maka akan diberikan seluruh hartanya. Tidak ada seorangpun yang berani kecuali satu pemuda miskin.Akhirnya raja dan pemuda itu dikubur namun dengan ruang yang berbeda. Kemudian datanglah dua malaikat, namun anehnya malaikat-malaikat itu bertanya hanya pada si pemuda saja (sebenarnya sebelah sini bunda ora mudeng hihi...kenapa juga malaikat hanya bertanya pada si pemuda, tapi ah daripada bikin Fajri kesal dengan beberapa pertanyaan intervensi lebih baik saya dengarkan)
.
Jagoan shalih melanjutkan ceritanya...
Malaikat pertama mengajukan pertanyaan pemuda itu,
"Apa saja yang kamu miliki di rumah?"
Si pemuda menjawab, "Saya hanya memiliki satu pacul saja"
"Lalu apa lagi?", tanya malaikat.
"Tidak ada yang lain lagi", jawab pemuda
"Digunakan untuk apa pacul tersebut?", tanya malaikat lagi
"Untuk mencari nafkah dengan cara menjadi petani di ladang", jawab pemuda
Pertanyaan yang sama juga ditanyakan oleh malaikat yang kedua, begitu seterusnya hingga hari ke 40 sehingga sang pemuda merasa bosan. Lalu tibalah waktunya ia keluar dari kuburan.
.
Sang permaisuri memenuhi janjinya untuk memberikan seluruh harta kerajaannya kepada sang pemuda, namun betapa kagetnya permaisuri manakala si pemuda menolak pemberiannya.
"Tidak usah permaisuri, aku tidak menginginkan harta ini", kata si pemuda
"Kenapa", tanya permaisuri heran.
"Aku takut malaikat bertanya tentang harta yang kumiliki lalu betapa banyaknya pertanyaan yang harus kujawab beserta digunakan untuk apa saja", jawab si pemuda
.
Tak lama kemudian, Fajri berseloroh...."Tuh mah, maknnya mamah sama papah jangan terlalu kaya deh nanti ditanyain banyak pertanyaan loh sama malaikat di kuburannya",
Deg....sejenak saya tidak dapat berkata sepatah katapun, kubeikan senyum dan belaian di rambut Fajri. "Iya a, makannya aa bantu mamah papah ya agar menggunakan harta yang dimiliki untuk kebaikan. TV yang kita punya kita gunakan untuk melihat hal-hal yang bermanfaat, komputer yang kita miliki digunakan untuk menolong orang lain dengan cara menerima jasa pengetikan bagi orang yang membutuhkan, bukan buat maen game aja ya...", kuacak rambut jagoan shalih dan dia terlihat tersenyum malu (ketahuan suka maen game dan lupa waktu kalo lagi libur sekolah) seraya menjawab, "Oke bos!"...
.
Dari obrolan ringan tersebut, saya menyimpulkan bahwa Fajri memiliki metode belajar Auditory. Beberapa guru yang pernah saya tanya tentang bagaimana keadaan Fajri di kelas bila sedang berlangsung KBM, rata-rata mereka mengatakan kalau Fajri suka sekali didongengin. Sekalipun dia sedang bermain-main dengan temannya di kelas tapi begitu ibu guru mengatakan, "Anak-anak ibu punya cerita loh....", dengan sigap Fajri duduk menyimak dan ekspresi wajah Fajri akan sangat terlihat bila dia benar-benar interest sekali dengan cerita yang gurunya berikan, tak jarang pula ia mengajukan beberapa pertanyaan ditengah-tengah kisah bila ia merasa belum faham benar tentang kisah yang diceritakan oleh ibu/ bapak guru.
.
Hal yang sudah paling terlihat sejak kecil Fajri termasuk anak yang
lebih dominan kinestetik hingga sebenarnya ketika memasuki usia sekolah saya ingin memasukannya ke sekolah alam, namun sayang di kota kami belum ada sekolah tersebut. Sempat terpikir untuk Home Schooling namun setelah berdiskusi denga pak suami, semuanya belum memungkinkan. Dan alhamdulillah kami menemukan sekolah yang satu visi dan misi dengan pendidikan kami di rumah sebagai kepanjangan tangan pendidikan islami, pendidikan karakter yang kami lakukan di rumah.

Kota Angin, 07022018

#Harike2
#Tantangan10Hari
#GameLevel4
#KelasBunSayIIP
#GayaBelajarAnak

Sunday, February 4, 2018

Let's Play the Music#Day2

Bismillahirrahmanirrahiim...


Tentu menyenangkan bila kita sebagai orang tua telah menemukan gaya belajar anak. Terkait dengan hal ini, Alhamdulillah saya sudah mengamati gaya belajar Fajri sejak dia masih duduk di bangku Taman Kanak-kanak, walau saat itu hingga sebelum saya menerima materi Gaya belajar anak pada materi di level 4 ini, saya tidak tahu persis nama dari setiap gaya belajar anak.
.
September tahun ini Fajri memasuki usia 11 tahun dan saya semakin deg-degan karena usianya kini memasuki pre-aqil baligh. Di usianya kini saya semakin intens mengamati dan memperhatikan setiap kebutuhannya menuju aqil baligh usia 15 tahun...saya tidak ingin ketinggalan dan melewatkan masa-masa ini dengan sia-sia, walau pada hakikatnya saya terlambat tahu...tapi seperti kata pepatah, Better Late Than Never!!! So smangaaat!!!😘💪🏇
.
Kembali pada pembicaraan tentang gaya belajar. Setelah beberapa hari ini saya amati dengan lebih seksama, bahkan berkali-kali (karena saya belum hafal) bolak-balik mencocokan gaya belajar Fajri yang saya lihat dengan teori Modalita Belajar Anak yang disajikan pada materi 4 di kelas Bunda Sayang ini.
.
Aha!!! sepertinya jagoan shaleh memang benar memiliki gabungan dari tiga modalitas belajar--setelah sebelumnya pada laporan hari ke 1 saya sudah tuliskan perkiraan  tersebut.
.
Hari Kamis Minggu lalu, wali kelas Fajri menginstruksikan untuk membawa piano atau pianika pada pelajaran SBDP (Seni Budaya), sepertinya Fajri akan diberikan materi praktek tentang berbagai lagu-lagu. Dan terbukti ketika malam ba'da isya, jagoan shaleh memperlihatkan kemampuannya dalam memainkan pianikanya, ia "unjuk gigi" pada ayah dan bundanya.
.
"Bun, nih aa mainkan lagu yang tadi siang diajarin bu guru ya...,"
"oke, papah mamah siap mendegarkan, ya kan pah?", kutanya pak suami yang sedang khusyu mengerjakan pesanan ketikan di depan laptopnya. Dan pak suami menjawab, "tentu dong".
.
Maka mulailah
jagoan shalih meniup sekaligus menekan tuts pianikanya. Beberapa lagu wajib seperti Ibu Kita Kartini, Indonesia Raya, dll ia coba mainkan. Saya cukup terkagum juga mendengarnya, pasalnya walaupun pianika yang ia mainkan sekarang bukan barang yang baru dibeli, seingat saya Fajri tak pernah memainkannya lagi selepas pelajaran kesenian tahun lalu ketika ia duduk di kelas 3.
.
"Masya Allah, aa pintar sekali memainkan pianikanya, memangnya aa sering latihan ya tanpa spengetahuan mamah?", tanyaku
"Nggak pernah mah, lagu ini baru aa pelajari tadi siang kok di sekolah sama bu guru dan teman-teman", jawabnya
"Wah, hebat", puji saya, "baru tadi siang aja udah lancar apalagi kalau sering a", motivasiku padanya.
"Makannya nanti kalau ke toko bukubeliin aa buku lagu-lagu wajib dan daerah ya mah", pintanya
"Insya Allah", jawab saya
.
Tak lama kemudian, ditengah-tengah aktivitas saya menyetrika baju, terdengar tuts yang ditekan nada-nada percobaan seperti sedang mengingat-ngingat sebuah nada lagu. "Horeee...bisa!! teriak jagoan sholih. Setelah saya amati benar-benar sepertinya saya tidak asing deh sama lagu ini. Aha! ini kan lagu dangdut jawa yang lagi ngehits. Saya sih  tidak tahu persis judulnya hanya instrumennya familiar karena abang tukang sate dan nasi goreng yang mangkal depan rumah sering memutar lagu tersebut hampir tiap malam. Yang begini kira-kira liriknya, sayang opo koe krungu cerita hatiku du..du..du..hahaha dan saya benar-benar tidak hafal lirik selanjutnya 😂😂
.
"Loh a kok lagunya dangdutan?", tanya saya.
"Hihi...iya mah, ada temen aa namanya Sahnaz pintar main musik lagu apa saja bisa, yang aa hafal baru ini"
"Jadi aa baru tadi siang belajar nada ini dan sekarang udah bisa?"
"Alhamdulillah mah, ini juga tadi agak lupa-lupa ingat tapi akhirnya ketemu juga", jawab Fajri dengan raut bahagia dan puas.
.
Jika dikaitkan dengan 4 hal penting yang menjadi tujuan anak-anak belajar, Alhamdulillah melalui pelajaran kesenian (memainkan pianika) yang ia pelajari tadi siang di sekolah sepertinya tercapai, yakni :
a. Meningkatkan rasa ingin tahu (Intellectual Curiosity)
b. Daya Kreasi dan Imajinasi (Creative immagination)
c. Mengasah seni, terbukti dengan betapa bergairahnya Fajri mengingat hingga menemukan nada-nada lagu yang bari tadi siang ia dapatkan dari temannya tanpa sengaja (Art of Discovery and Invention)
d. Meningkatkan akhlak mulia (Noble Attitude) sehingga Fajri mampu lebih ebrsyukur atas karunia yang Allah berikan padanya berupa kemudahan dalam mengingat dan mempelajari nada-nada yang ia maksud.
.
Dan modalitas  belajar yang saya amati pada kesempatan ini adalah Gaya belajar Auditory.
.
Note :Auditory : Modalitas ini mengakses segala macam bunyi suara, musik, nada, irama, cerita, dialog, dan pemahaman materi pelajaran dengan menjawab atau mendengarkan lagu, syair, dan hal-hal yang terkait.
.
Semoga kami sebagai orang tua mampu membimbing dan mengembangkan, dan memaksimalkan  potensi yang Fajri miliki....Aamiin Yaa Rabbal Aalamiin...

Kota Angin, 04022018

#Harike2
#Tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunSayIIp

Thursday, February 1, 2018

Memahami Gaya Belajar Anak#Day1

Bismillahirrahmanirrahiim...

Memahami Gaya Belajar Anak, Mendampingi Dengan Benar

Finally, ketemu juga dengan game level 4 semoga di level ini semangatnya nambah terus dan terus ya...
.
Setiap anak memiliki kecerdasan, namun, kemampuan anak untuk memahami sesuatu tergantung pada gaya belajarnya.
.
Tentu masih jagoan shaleh yang akan menjadi partner saya di level ini. Mengamati gaya belajar Fajri, sepanjang pengamatan saya dan pak suami sampai detik ini kami menyimpulkan bahwa gaya belajar Fajri termasuk yang campuran. Karena memiliki beberapa point dari tiga gaya belajar.
.
Visual :
  • Gaya bicara Fajri agak cepat, apalagi jika dia benar-benar ingin memberikan informasi yang dia anggpa penting didengarkan oleh lawan bicaranya. Pasti jagoan shaleh ijin menggunakan senjatanya, "ssst...aku dulu ya yang bicaranya..."
  • Jagoan shaleh seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata. jadi kadang-kadang lawan bicara tidak langsung memahami apa yang Fajri maksud. Sepertinya pengaruh point pertama tadi, gaya bicaranya yang cepat.
Strategi yang disarankan:
  • Gunakan materi visual seperti gambar, film, video, komputer dan multimedia lainnya
  • Gunakan warna untuk menandai hal-hal penting
  • Ajak anak untuk membaca buku-buku ilustrasi
  •  Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya kedalam gambar.
Auditori :
  • Mudah terganggu oleh keributan. Tepat sekali. Fajri memang mudah sekali terganggu dengan keributan. Sepertinya keributan yang padahal entah keributan apa, selalu membuat dia lebih tertarik dan mengalihkan konsentrasinya.
  • Senang membaca dengan keras dan mendengarkan. 
  • Menggerakan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
  • Lebih pandai mengeja dengan keras daripada mennuliskannya
  • Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara
Strategi yang disarankan :
  • Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan keras
  • Gunakan musik untuk mengajarkan anak
  • Diskusikan ide dengan anak secara verbal
  • Biarkan anak merekam materi pelajarannya kedalam kaset dan dorong dia untuk mendengarkannya sebelum tidur
Kinestetik :
  • Belajar melalui memanipulasi dan praktek
  • Merasa kesulitan dalam menulis tetapi hebat dalam bercerita
  • Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca
  • Menyukai permainan yang menyibukkan
  • Tidak dapat mengingat geografi kecuali jika mereka memang pernah berada di tempat itu
  • Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian. mereka menggunakan kata-kata yang mengandung aksi
Strategi yang disarankan:
  • Jangan paksakan anak untuk belajar berjam-jam
  • Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya
  • Gunakan warna terang untuk menandai hal-hal penting dalam bacaan
  • Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik
.
Ketika sedang memahami anak, sejatinya kita sedang belajar memahami diri kita sendiri.

Kota Angin, 01022018

#harike1
#Tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#kuliahBunSayIIP