Sunday, April 19, 2020

Family Project

Bismillahirrahmanirrahiim....
.
Ditengah Pandemi Corona saat ini, jujur belum banyak yang dapat saya lakukan. Baru sebatas Stay at home atau jikapun perlu keluar saya melakukan protokol physical distancing semampu saya, memakai masker dan selalu berbekal hand sanitizer yang selalu siap berada di dalam mobil atau motor yang saya kendarai.
.
Saya sering merenung, apakah saya benar-benar tidak bisa berbuat lebih? tentu saya bisa...tapi aya ya?? saya berfikir keras.
.
Aha!!! bak gayung bersambut, di wall FB ku ada sebuah tantangan yang diberikan oleh rekan saya di komunitas Sejuta Cinta IP Cirebon Raya. Sejalan dengan apa yang selama ini di diskusikan dalam grup telegram Sejuta Cinta bahwa tantangan ini bisa dijadikan sebagai tugas Fampro bagi yang belum mengerjakan. Alhamdulillah akhirnya ada titik terang.
.
Jujur, ketika batas akhir Fampro pertama saya benar-benar stuck tidak bisa berfikir apa yang harus saya lakuka. Saat ini sepertinya saya masih shock dengan aktifitas WFH yang baru diberlakukan. Dengan timing yang fleksibel stay di rumah membuat godaan untuk leha-leha begitu menggebu. Bawaannya males dan ngantuk mulu hahha...
.
Sepertinya badan saya masih adaptasi dengan semua kegiatan yang berbeda dari biasanya. Kegiatan yang biasanya dari mulai bangun tidur sudah wara-wiri disibukkan dengan berbagai persiapan karena jam 6 harus sudah berangkat ke sekolah begitupun jagoan sholih. Lalu kami akan berkumpul kembali di rumah jam 17.00
.
Untuk saat ini, hari-hari harus dihabiskan didalam rumah dengan pekerjaan domestik, membersamai jagoan sholih sambil memberikan tugas Daring kepada siswa-siswi sekaligus memantaunya. Belum lagi harus melayani pertanyaan dari mereka karena memang belajar secara offline dan online akan ada perbedaan. Ditambah lagi jagoan sholih yang --entah bawaan cuaca, bawaan pertumbuhan atau emang maunya, haha--- banyak minta dibuatkan makanan ini itu dengan alasan masakan buatan mamah pasti enak. Aah...entahlah apakah semua ini hanya sebatas alasa saya yang malas saja.
.
Alhamdulillah ada kesempatan kedua diminggu ketiga WFH jadi badan dan fikiran saya sudah benar-benar bisa adaptasi dengan apa yang terjadi. Mungkin secara finansial saya belum me-mampukan diri untuk memberikan bantuan sembako pada orang-orang yang hamir saja kehilangan mata pencahariannya karena harus stay at home.
.
Suatu hari tetangga saya yang sudah saya anggap sebagai orang tua sendiri (karena semenjak saya pindah ke kompleks ini hanya beliau yang bisa saya jadikan sandaran setiap kali saya membutuhkan, dan beliau serta suaminya pun akan selalu siap membantu saya...maasyaa allah)-- datang ke rumah. Ini memang sebuah kebiasaan beliau setiap sore selalu menyempatkan datang ke rumah walau hanya sekedar  melihat keadaan saya dan jagoan sholih. memastikan kami baik-baik saja. Dalam percakapan tersebut, nenek--panggilan saya dan jagoan sholih untuknya-- mengeluhkan sepinya pembeli nasi kuning yang beliau dagangkan. Seringkali dagangan tidak habis walau pada akhirnya tak jarang nenek membagi-bagikannya kepada tukang becak yang beliau temui di pasar. "Niakan saja sodaqoh lah neng, daripada mubadzir", begitu ucap beliau.
.
Maasyaa Allah...aku terharu sekaligus malu, beliau saja yang pas-pasan masih bisa sodaqoh, aku yang Allah kasih pendapatan bulanan masih saja mengeluh dan takut kekurangan...Ighfirliii yaa Robbiii...
.
Maka muncul lah ideku, aku membeli nasi kuning nenek Rp. 30.000,-/ 2 hari. 1 bungkus nasi kuning seharga Rp. 5000,- maka jika aku membeli nasi kuning seharga Rp. 30.000 akan mendapatkan 6 bungkus atau sesuai yang dibutuhkan. Maksudnya begini, jadi tiap 2 hari sekali nenek silahkan berikan nasi kuning atau gorengannya  seharga total Rp. 30.000,- kepada siapa saja yang nenek anggap membutuhkan, boleh kepada tetangga kanan kiri saya boleh juga kepada yang membutuhkan.
.
Soal amanah, insya allah saya tau benar, nenek dan kakek adalah orang yang amanh. Alhamdulillah senin kemarin sudah dimulai dengan pengiriman kepada sahabat saya yang beda komplek. Sengaja saya tidak memberitahukannya sebelumnya. Jam 6 pagi teman saya bertanya melalui whatsapp,
"Vi ini aku dapet kiriman dari kakek katanya dari kamu, bener?"
"O iya bener, selamat menikmati ya..."
"Makasih banget, kebetulan tadi malem si kakak baru aja bilang asa pengen nasi kuning ceunah eh pagi ini dateng. Dalam rangka apa ini teh?"
"iya sama-sama...haha langsung terkabul ya doa anak sholihah...hmmm dalam rangka memenuhi kepengen kk cantik"
"hahaha...bisa ajaah"
.
Tak lama ada WA dari nenek,
"neng pesanan buat Lia udah nenek anterin"
Oiya nek, makasih banget, barusan Lia nya udah ngasih kabar"
"Muhun sami-sami neng haturnuhun pisan, jualan nenek laris manis neng"
"Maasyaa Allah....Alhamdulillah nek, semoga terus laris ya nek"
"Iya neng, makasih"
.
Alhamdulillah senang dan nikmatnya berlipat-lipat....