Tuesday, February 9, 2021

Majalengka Berduka

 Bismillahirrahmaanirrahiim....

"Semesta sedang tidak bergurau, kita hanya kita perlu lebih banyak untuk bersyukur atas rahmat-Nya"

.

Hujan tak kunjung berhenti sejak dua hari yang lalu dan puncaknya malam tadi begitu banyak info di whatsapp grup HP ku, baik itu dari WAG sekolah, WAG komplek perumahan maupun WAG siswa kelas sosial dibawah bimbinganku semuanya bertemakan kewas-wasan perasaan mereka akan curah hujan yang masih tinggi. Tentu semua ini beralasan. Wilayah Majalengka adalah sebagian besar wilayah dataran rendah dan dikelilingi oleh sungai cimanuk, terutama daerah Jatitujuh terdapat bendungan Cimanuk. Tentu hal ini memunculkan kekhawatiran bagi mereka khususnya masyarakat yang tingga di pinggir sungai. 

.

12 tahun aku pernah merasakan kekhawatiran itu walaupun saat itu tempat tinggalku nggak pas banget dipinggir sungai namun suara sirine yang mengaung menandakan debit air melebihi batas maksimal cukup membuat hati diliputi rasa takut dan was-was. Khwatir rumah kami terendam banjir, khawatir ada korban jiwa yang tak diinginkan dan banyak lagi kekhawatiran-kekhawatiran lainnya. 

.

Dan pagi ini berita itu bersliweran silih berganti di WA mauoun status teman-teman. Mereka mengabarkan akses jalan yang biasa kulalui menuju sekolah putus total karena banjir. Info lainnya mengabarkan jika gerbang tol Kertajati dikelilingi luapan air hingga tidak bisa dilalui kendaraan untuk sementara. Ada pula yang mengabarkan air bah luapan sungai Cimanuk menerjang pemukiman warga di daerah Anjun Kadipaten. Astaghfirullah....posisi Anjun ternyata tidak jauh dari tempat tinggalku!! Awalnya aku belum tahu akan hal itu, tapi setelah aku mencari tahu dimana letak Desa Anjun, aku tahu itu berada di dataran rendah pinggir sungai sedangkan komplek perumahanku berada diatasnya. Maasya Allah....

.

Lalu aku teringat temanku di daerah Desa Pangkalanpari yang notabene dekat sekali dengan gardu bendungan air. Hujan kecil yang agak lama saja daerah itu sering "mencekam" bagiku dengan gemuruh suara air apalagi hujan lebat yang tiada henti dua hari berturut-turut. Dan kudapati informasinya bahwa desanya terndam banjir sebatas bahu...Astaghfirullah....lindungilah temanku dan masyarakat disana ya Allah. 

Berbicara soal banjir, teringat sebuah kisah dalam Alquran surat Hud ayat 44. Menurut tafsir Kementrian Agama RI, ayat 44 ini menerangkan bahwa air bah (topan) melanda permukaan bumi yang memacarkan mata air yang meluap-luap ditambah dengan curahan air hujan yang berlimpah-limpah. Sementara kapal Nuh 'Alaihissalam berlayar mengarungi lautan yang bergejolak dengan dahsyatnya dan belum diketahui kapan hal itu akan berakhir.

.

Kemudian tibalah saatnya, Allah memerintahkan bumi supaya menyerap air yang dipancarkannya dan memerintahkan langit supaya menghentikan curahan hujannya, sehingga airoun surut dan perintah Allah diselesaikan dengan sempurna, dan orang-orang kafir dari kaum Nuh itu tenggelam semuanya. Dan akhirnya kapal Nabi Nuh berlabuh diatas bukit Judiy.

.

Kemudian pada akhir ayat ini Allah mengutuk orang-orang kafir dengan firmannya, "Binasalah orang-orang yang zalim".  Maksudnya adalah bencana topan itu memang tujuannya untuk membinasakan orang-orang kafir yang jauh dari rahmat Allah karena kedzaliman mereka.

Huallahu a'lam Bishawwab....

#KleasLiterasiIbuProfesional

#KLIPFebruari2021



No comments:

Post a Comment